Mumtazah Blog

Kelak tinta orang yang berilmu akan ditimbang dengan darah orang yang mati syahid. Ternyata, tinta orang yang berilmu mengungguli darah syuhada_(Imam Ghozali)


Banyak orang yang cukup potensial, tetapi tidak bisa menjadi unggul. Salah satu sebabnya adalah karena ketidakmampunnya dalam mengelola waktu. Yakinilah bahwa kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam urusan dunia maupun akhirat adalah sangat bergantung bagaimana kesungguhannya dalam menyikapi waktu.
Lihatlah, betapa banyak orang yang mengeluh karena merasa tak punya waktu, sedangkan beberapa orang yang lain selalu mencari jalan untuk membunuh waktu! Padahal, kita tahu Allah dengan Maha Cermat dan Maha Adil telah membagikan waktu dengan seadil-adilnya dan secermat-cermatnya tanpa keluputan sama sekali.
Karakterisasi waktu memang unik. Bahkan karakterisasi waktu merupakan kemisteriusan yang terekam dalam tik-tok jam, tercatat dalam buku harian, terhitung dalam kalender tahunan, dan terykir dalam prasati-prasasti ke hidupan. Namun semua itu tidak berguna, karena ukuran yang nyata adalah kehidupan itu sendiri.
Hidup terus berputar yang menggelinding tiada henti. Sebagian bagian ciptaan-Nya, waktu ternyata memiliki tabiatnya sendiri. Waktu terasa pendek karena tidak pernah cukup menyelesaikan tugas hidup. Waktu terasa panjang karena tidak pernah cukup menyelesaikan tgas hidup. Waktu terasa panjang karena sebagai ukuran keabadian. Waktu akan melesat pesat bagi orang-orang yang bersuka-cita. Waktu merayap lamban bagi orang-orang yang dirundung nestapa. Waktu adalah saksi bisu sejarah yang akan membeberkan segala kehinaan dan kenistaan kita. Waktu adalah perekam abadiyang akan mengekalkan segala keagungan dan kemuliaan seseorang. Waktu adalah modal kehidupan kita. Segala yang terjadi senantiasa terikat dengan waktu.
Dikisahkan, setiba Khalifah Umar bin Abdul Aziz di rumah setelah mengurus jenazah Sulaiman bin Abdul Malik kakeknya itu tengah beristirahat di ranjang, datanglah Abdul Malik anaknya. “Wahai Amirul Mukminin, gerangan apakah yang membaringkan anda disiang hari bolong ini?”
              “Aku letih, aku butuh istirahat.”
              “Pantaskah Anda beristirahat, padahal banyak pekerjaan yang harus dikerjakan? Lihat disana, rakyat yang tertindas butuh pertolonganmu!”
              “Semalam suntuk aku menjaga pamanmu. Aku perlu istirahat. Setelah shalat dzuhur, aku akan mengembalikan hak orang-orang tertindas dan teraniaya.”
              “Wahaib Amirul Mukminin, Siapakah yang menjamin Anda hidup sampai dzuhur. Bagaimana kalau Allah menakdirkan Anda mati sekarang?”
              Mendengar jawaban anaknya itu, Umar bangun dan pergi. Membawa satu karung pikulan gandum. Mencari orang-orang kelaparan.
Waktu sangat terbatas untuk berama, kebaikan. Waktu juga terbatas untuk mencapai cita-cita. Maka batasilah waktu anda agar cita-cita bisa terwujud. Buatlah dead-line dalam kehidupan Anda. Batasi keinginan Anda dengan satuan-satuan waktu: 1, 2, 5, atau 10 tahun. Buatlah masing-masing satuan waktu itu target yang jelas.
Batasilah pekerjaan-pekerjaan Anda. Berapa lama untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain? Sebagaiman wartawan yang setiap hari dikejar dead-line hingga mereka selalu berusaha mendapatkan berita yang diinginkan sebelum waktunya. Andapun bisa melakukan dead-line agar termotivasi untuk mencapai hasil-hasil tertentu. Alhasil waktu yang Anda miliki akan menjadi optimal.
Betapa suatu kerugian yang sangat besar bila seorang hamba tidak dapat memanfaatkan waktunya dengan sangat baik dan optimal. Allah berfirman, “Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan saling menasehat-menasehati dalam menetapi kebenaran dan nasehat-menasehati dalam menetapi kesabaran” [Q.S. Al Asr: (103): 1-3]. Sementara orang bijak mengatakan:

Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi
Ambillah waktu untuk berdo’a, itu adalah sumber ketenangan
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan
Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah music untuk menggetarkan hati
Ambillah waktu untuk member, itu akan membuat hidup semakin berarti
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan
Ambillah waktu untyuk beramal, itu adalah kunci menuju surga

0 komentar:

Posting Komentar

Muslimah Mumtazzah

Seorang muslim haruslah senantiasa menjaga kehormatannya dan memelihara rasa malu karena hal itu bagian dari iman yang menjadi aqidah dan pedoman hidupnya. Malu dan iman bagian yang tidak terpisahkan. Apabila yang satu hilang maka yang lainnya ikut hilang.

Pos Populer

Pengikut

inspiration

Wanita-wanita yang tegar di hadapan Allah merasa bahagia ketika menerima berbagai bentuk kehilangan. karena sesungguhnya tidak ada yang hilang kecuali Allah menggantinya dengan yang lebih baik_

Cahaya Hati

Carilah dirimu dalam keberuntungan,
bukan dalam penyesalan dan kesedihan...
La Tahzan... "Innalloha ma'ana_"
Go go go Semangattt!!!

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger templates

Blogger news

mouse