Banyak orang yang cukup potensial, tetapi tidak bisa
menjadi unggul. Salah satu sebabnya adalah karena ketidakmampunnya dalam
mengelola waktu. Yakinilah bahwa kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam
urusan dunia maupun akhirat adalah sangat bergantung bagaimana kesungguhannya
dalam menyikapi waktu.
Lihatlah, betapa banyak orang yang mengeluh karena merasa
tak punya waktu, sedangkan beberapa orang yang lain selalu mencari jalan untuk
membunuh waktu! Padahal, kita tahu Allah dengan Maha Cermat dan Maha Adil telah
membagikan waktu dengan seadil-adilnya dan secermat-cermatnya tanpa keluputan
sama sekali.
Karakterisasi waktu memang unik. Bahkan karakterisasi
waktu merupakan kemisteriusan yang terekam dalam tik-tok jam, tercatat dalam
buku harian, terhitung dalam kalender tahunan, dan terykir dalam
prasati-prasasti ke hidupan. Namun semua itu tidak berguna, karena ukuran yang
nyata adalah kehidupan itu sendiri.
Hidup terus berputar yang menggelinding tiada henti. Sebagian
bagian ciptaan-Nya, waktu ternyata memiliki tabiatnya sendiri. Waktu terasa
pendek karena tidak pernah cukup menyelesaikan tugas hidup. Waktu terasa
panjang karena tidak pernah cukup menyelesaikan tgas hidup. Waktu terasa
panjang karena sebagai ukuran keabadian. Waktu akan melesat pesat bagi
orang-orang yang bersuka-cita. Waktu merayap lamban bagi orang-orang yang dirundung
nestapa. Waktu adalah saksi bisu sejarah yang akan membeberkan segala kehinaan
dan kenistaan kita. Waktu adalah perekam abadiyang akan mengekalkan segala
keagungan dan kemuliaan seseorang. Waktu adalah modal kehidupan kita. Segala
yang terjadi senantiasa terikat dengan waktu.
Dikisahkan, setiba Khalifah Umar bin Abdul Aziz di rumah
setelah mengurus jenazah Sulaiman bin Abdul Malik kakeknya itu tengah
beristirahat di ranjang, datanglah Abdul Malik anaknya. “Wahai Amirul Mukminin,
gerangan apakah yang membaringkan anda disiang hari bolong ini?”
“Aku letih, aku butuh istirahat.”
“Aku letih, aku butuh istirahat.”
              “Pantaskah
Anda beristirahat, padahal banyak pekerjaan yang harus dikerjakan? Lihat
disana, rakyat yang tertindas butuh pertolonganmu!”
              “Semalam
suntuk aku menjaga pamanmu. Aku perlu istirahat. Setelah shalat dzuhur, aku
akan mengembalikan hak orang-orang tertindas dan teraniaya.”
              “Wahaib
Amirul Mukminin, Siapakah yang menjamin Anda hidup sampai dzuhur. Bagaimana
kalau Allah menakdirkan Anda mati sekarang?”
Mendengar jawaban anaknya itu, Umar bangun dan pergi. Membawa satu karung pikulan gandum. Mencari orang-orang kelaparan.
Mendengar jawaban anaknya itu, Umar bangun dan pergi. Membawa satu karung pikulan gandum. Mencari orang-orang kelaparan.
Waktu sangat terbatas untuk berama, kebaikan. Waktu juga
terbatas untuk mencapai cita-cita. Maka batasilah waktu anda agar cita-cita
bisa terwujud. Buatlah dead-line dalam kehidupan Anda. Batasi keinginan
Anda dengan satuan-satuan waktu: 1, 2, 5, atau 10 tahun. Buatlah masing-masing satuan
waktu itu target yang jelas.
Batasilah pekerjaan-pekerjaan Anda. Berapa lama untuk
menyelesaikan pekerjaan yang lain? Sebagaiman wartawan yang setiap hari dikejar
dead-line hingga mereka selalu berusaha mendapatkan berita yang
diinginkan sebelum waktunya. Andapun bisa melakukan dead-line agar termotivasi
untuk mencapai hasil-hasil tertentu. Alhasil waktu yang Anda miliki akan
menjadi optimal.
Betapa suatu kerugian yang sangat besar bila seorang
hamba tidak dapat memanfaatkan waktunya dengan sangat baik dan optimal. Allah
berfirman, “Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan saling
menasehat-menasehati dalam menetapi kebenaran dan nasehat-menasehati dalam
menetapi kesabaran” [Q.S. Al Asr: (103): 1-3]. Sementara orang bijak
mengatakan: 
Ambillah waktu untuk berfikir, itu
adalah sumber kekuatan
Ambillah
waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi
Ambillah
waktu untuk berdo’a, itu adalah sumber ketenangan 
Ambillah
waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan
Ambillah
waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan
Ambillah
waktu untuk tertawa, itu adalah music untuk menggetarkan hati
Ambillah
waktu untuk member, itu akan membuat hidup semakin berarti
Ambillah
waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan
Ambillah
waktu untyuk beramal, itu adalah kunci menuju surga
0 komentar:
Posting Komentar